POST-TITLE-HERE

Posted by Author On Month - Day - Year

POST-SUMMARY-HERE

POST-TITLE-HERE

Posted by Author On Month - Day - Year

POST-SUMMARY-HERE

POST-TITLE-HERE

Posted by Author On Month - Day - Year

POST-SUMMARY-HERE

POST-TITLE-HERE

Posted by Author On Month - Day - Year

POST-SUMMARY-HERE

POST-TITLE-HERE

Posted by Author On Month - Day - Year

POST-SUMMARY-HERE

Kiat Pengiriman Naskah via e-Mail

Diposting oleh Suicune And the Pair of Heart On 05.41

Kini, pengiriman naskah lewat email sudah merupakan hal yang sangat wajar. Namun,bukan berarti setiap media bersedia dikirimi naskah via email. Ada media yang masih lebih suka cara konvensional, yakni lewat pos. Karena itu, sebelum mengirim naskah, sebaiknya Anda menghubungi mereka. Tanyakan sarana mana yang lebih mereka sukai, pos atau email. Jika email adalah sarana yang akhirnya dipilih, ada sejumlah tips yang perlu diperhatikan agar naskah Anda tidak merepotkan si redaktur. Sebaliknya, kiriman naskah Anda justru meringankan tugas dan membuat mereka senang.



Tips untuk naskahnya:
Ketiklah naskah dengan huruf yang standar saja, yakni Times New Roman ukuran 12.
Jangan gunakan huruf yang aneh -aneh, yang justru membuat redaktur pusing membacanya.
Untuk judul, tetap gunakan jenis huruf yang standar, namun ukurannya diperbesar, misalnya 16.
Jangan lengkapi naskah Anda dengan hiasan -hiasan yang tidak perlu, seperti gambar bunga, judul yang diketik dengan huruf-huruf dari Word Art, dan seterusnya. Ketahuilah, cara seperti ini justru membuat file naskah Anda menjadi berat. Dan ini akan sangat menyulitkan si redaktur ketika mendownload dan membuka naskah Anda.
Upayakan agar naskah Anda disimpan dalam file yang ukurannya sekecil mungkin.

Berilah nama file yang mencerminkan judul naskah, jenis naskah, dan nama penulisnya. Misalnya, “cinta tak terlerai - jonru.rtf.” Ini akan sangat membantu si redaktur dalam mengenali file naskah Anda, karena mereka menerima naskah yang sangat banyak. Jangan beri nama file yang terlalu umum atau bahkan membingungkan, seperti “cerpen.doc”, “naskah puisi.rtf”, “file0986.doc”, dan seterusnya.


Ketiklah naskah dengan program MS Word. Setelah selesai, simpan file-nya dalam format RTF. Kenapa? Sebab RTF adalah jenis file yang sangat fleksibel dan cenderung aman dari virus. Untuk menyimpan file dalam format RTF (di MS Word), coba ikuti langkah-langkah berikut: Ketika naskahnya masih terbuka, klik menu File, pilih Save As. Pada kotak dialog “Save As” yang terbuka, carilah isian “Save as type”. Di sini, pilihlah opsi Rich Text Format (*.rtf). Setela itu klik Save.
Sebelum dikirim, jangan lupa scan file -naskah Anda dengan program antivirus, agar komputer si redaktur tidak mendapat kiriman naskah yang amat merugikan mereka.


Tips untuk pengiriman naskah:
Taatilah asas “satu file = satu naskah”. Jangan satukan beberapa naskah di dalam satu file. Ini akan membuat si redaktur repot karena harus memisah -misahkan naskah tersebut ke dalam file yang berbeda-beda.
Jika ada lampiran selain naskah, seperti biodata penulis, file image berisi KTP yang telah di-scan, dan seterusnya, tempatkan masing-masing di dalam file yang berbeda beda. Jangan lupa, beri nama file yang mencerminkan isi dari file tersebut. Misalnya, untuk biodata bisa diberi nama file “biodata jonru.rtf.” Jangan sampai terjadi, dalam satu file terdapat beraneka ragam isi, mulai dari naskah cerpen, biodata, dan seterusnya. Ini akan sangat merepotkan tugas si redaktur.
Jangan menempatkan naskah, biodata dan sebagainya di badan email. Tempatkan semua itu pada file attachment. Badan email hendaknya hanya berisi kata pengantar dari Anda untuk si redaktur. Misalnya, “Dear Redaktur majalah X, berikut saya kirim naskah cerpen berjudul ‘cinta pertama’, beserta lampirannya. Terima kasih. Regards, Jonru.” (sebetulnya, tanpa ada kata pengantar seperti ini pun tidak masalah. Tapi kalau mau ditulis pun tak apa-apa).
Pada judul atau subject email, tulis judul yang mencerminkan naskah kiriman Anda. Misalnya, “naskah cerpen - cinta pertama”. Ini akan sangat membantu si redaktur untuk mengenali jenis naskah Anda sebelum mereka melihat isinya.
Sebagai arsip, jangan lupa isi kolom BCC dengan alamat email Anda sendiri. Untuk lebih jelasnya, silahkan baca artikel berjudul “Kiat pengiriman Naskah via Email (1)”.


Ketika kita mengirim naskah via email, entah itu buat penerbit, redak si majalah, milis, bahkan untuk teman sendiri, apakah kita yakin naskah tersebut akan diterima dengan baik oleh si penerima? Dalam melakukan apapun, kita sebaiknya selalu memikirkan kemungkinan terburuk. Misalnya, naskah kita dibajak, diakui sebagai milik orang lain, dan seterusnya. Bisa saja kan?

Memang sih, kejadian buruk tidak selalu terjadi. Alhamdulillah, saya pun belum pernah mengalaminya. Tapi, seperti yang saya sebutkan, kita harus selalu memikirkan kemungkinan terburuk dari semua tindakan kita.
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya pembajakan karya dan hal -hal buruk lainya, selama ini saya melakukan sebuah kiat yang saya rasa cukup aman. Setiap kali mengirim naskah via email, saya tak lupa mengirim tembusannya (BCC) ke sebuah alamat email rahasia. Ini adalah alamat email pribadi saya, dan hanya saya yang mengetahuinya (karena rahasia itulah, alamat email ini saya tempatkan di isian BCC).
Dengan kata lain, saya menyimpan semua arsip naskah terkirim di mailbox email ini. Saya berharap, semoga pengarsipan seperti ini bisa menjadi bukti jika kelak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Memang, hampir setiap program email memiliki fitur untuk menyimpan setiap email terkirim di sent folder. Dan ini bisa kita gunakan sebagai arsip, yang fungsinya sama seperti system BCC di atas. Tapi perlu diketaui, penyimpanan pesan terkirim di sent folder ini sebenarnya hanya bersifat optional. Kita bisa mengaktifkan atau menonaktifkannya. Jadi, bisa saja kita - secara tidak sengaja - menonaktifkan fitur ini. Akibatnya, pesan email yang kita kirim tidak tersimpan di sent folder.

Oke, semoga bermanfaat ya…

0 Response to "Kiat Pengiriman Naskah via e-Mail"

Posting Komentar

    Wh